Kisah Pilu Remaja Migran: Terusir di Usia 18, Hidup Terlunta-lunta di Jalanan Spanyol
Kisah Pilu Remaja Migran: Terusir di Usia 18, Hidup Terlunta-lunta di Jalanan Spanyol
Di usia yang seharusnya menjadi masa keemasan, seorang remaja migran bernama Amina (nama samaran) justru harus menghadapi kenyataan pahit. Pada usia 18 tahun, ia dipaksa meninggalkan pusat penampungan anak di Spanyol, di mana ia telah tinggal selama bertahun-tahun.
Tanpa tempat tinggal atau dukungan, Amina terpaksa hidup di jalanan. Ia berjuang untuk bertahan hidup, mencari makanan dan tempat berlindung di tengah dinginnya malam. Ketakutan dan ketidakpastian menghantuinya setiap hari.
Kisah Amina hanyalah satu dari sekian banyak remaja migran yang menghadapi nasib serupa. Setelah mencapai usia dewasa, mereka seringkali terusir dari pusat penampungan dan dibiarkan berjuang sendiri di jalanan. Tanpa akses ke pendidikan, pekerjaan, atau layanan sosial, mereka menjadi rentan terhadap eksploitasi dan pelecehan.
Situasi ini merupakan pelanggaran hak asasi manusia yang serius. Remaja migran berhak atas perlindungan dan dukungan, bukannya ditinggalkan sendirian untuk menghadapi kesulitan. Pemerintah dan organisasi internasional harus mengambil tindakan segera untuk mengatasi masalah ini dan memastikan bahwa semua remaja migran memiliki masa depan yang layak.